Pernah nggak, WiseSob, kebingungan lihat bagan sistem informasi yang penuh lingkaran, panah, dan kotak? Nah, itulah yang disebut Data Flow Diagram alias DFD—semacam peta jalur informasi dalam sebuah sistem. DFD punya beberapa level, dari yang simpel sampai super detail. Di artikel ini, kami bakal bantu WiseSob memahami Data Flow Diagram Level 2 yang sering bikin bingung, sampai bisa baca dan bikin sendiri!

Sekilas tentang Level dalam DFD

Data Flow Diagram (DFD) disusun secara bertingkat untuk membantu kita memahami sistem dari gambaran besar hingga detail terkecil. Setiap level punya perannya masing-masing.

  • Level 0 (Context Diagram) adalah versi paling ringkas. Di level ini, sistem digambarkan secara utuh sebagai satu proses tunggal. Biasanya hanya terlihat satu lingkaran besar yang berinteraksi dengan beberapa entitas eksternal.
  • Level 1 mulai membagi proses utama menjadi beberapa subproses. Di sinilah kita mulai melihat bagian-bagian penting dari sistem, seperti pemrosesan data atau pengambilan keputusan.
  • Level 2 adalah versi yang lebih rinci lagi. Subproses dari Level 1 akan dipecah menjadi proses-proses kecil yang lebih spesifik.

Semakin tinggi levelnya, semakin banyak detail yang ditampilkan. Bayangkan seperti memperbesar peta: dari melihat satu kota, menjadi melihat tiap jalan dan gang di dalamnya. Jadi, Data Flow Diagram Level 2 cocok untuk memahami alur yang kompleks secara menyeluruh.

Komponen yang Digunakan dalam DFD Level 2

Struktur visual dari Data Flow Diagram Level 2 hubungan antarproses yang lebih mendetail
Dibantu oleh AI – Struktur visual dari Data Flow Diagram Level 2 hubungan antarproses yang lebih mendetail

Agar WiseSob makin paham cara baca dan bikin Data Flow Diagram Level 2, penting banget mengenali simbol-simbol dasarnya. Meskipun simbol ini juga muncul di Level 0 dan 1, di level 2 penggunaannya lebih intens karena jumlah proses dan data yang digambarkan jauh lebih banyak. Berikut empat komponen utamanya:

  • Proses (Lingkaran atau Elips): Menunjukkan aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan sistem. Di Level 2, jumlah proses biasanya bertambah karena kita memecah proses besar dari Level 1 menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
  • Data Store (Garis dua horizontal): Tempat menyimpan data sementara, seperti database atau file. Dalam Level 2, data store bisa jadi lebih spesifik, misalnya dibedakan antara “Data Pelanggan” dan “Riwayat Transaksi”.
  • External Entity (Kotak): Pihak luar sistem yang memberikan atau menerima data, misalnya pelanggan, admin, atau vendor. Biasanya tetap konsisten sejak Level 0.
  • Data Flow (Panah): Menggambarkan aliran data antar komponen. Di Level 2, arah dan label panah ini harus makin presisi untuk menghindari kebingungan.

Kapan Harus Menggunakan DFD Level 2?

Nah, WiseSob, DFD Level 2 itu nggak selalu wajib dibuat, tapi ada situasi tertentu di mana keberadaannya sangat membantu. Misalnya, kalau kamu sedang menganalisis sistem yang kompleks banget—kayak sistem kasir dengan banyak fitur seperti input stok, cetak struk, hingga laporan harian—maka DFD Level 2 jadi alat yang pas untuk memetakan semua alur detailnya.

Level ini juga penting saat kamu ingin memecah subproses dari DFD Level 1 agar lebih jelas. Misalnya, di DFD Level 1 kamu punya proses “Kelola Transaksi”, tapi di Level 2 kamu bisa pecah jadi “Cek Harga”, “Input Jumlah Barang”, “Hitung Total”, dan seterusnya. Ini membantu tim memahami setiap langkah dengan akurat.

Selain itu, DFD Level 2 sering dipakai dalam dokumentasi teknis untuk developer. Jadi, saat kamu bikin sistem informasi akademik atau manajemen rumah sakit, diagram ini bisa jadi jembatan antara perencana dan programmer agar tidak salah paham.

Contoh Kasus Sederhana (Misalnya: Sistem Pemesanan Online)

Yuk, kita ambil contoh sederhana biar makin kebayang. Bayangkan WiseSob punya toko online yang jualan baju. Di sistem ini, pelanggan bisa pesan, bayar, dan admin bakal memproses semuanya.

Kalau digambarkan dalam DFD Level 0, strukturnya simpel banget:

  • Pelanggan → Sistem Pemesanan → Admin

Lanjut ke DFD Level 1, kita mulai rincikan aktivitas dalam sistem jadi beberapa proses:

  • Kelola Pesanan
  • Proses Pembayaran
  • Update Status Pengiriman

Nah, saat masuk ke DFD Level 2, kita pecah lagi proses “Kelola Pesanan” menjadi langkah-langkah detail seperti:

  • Cek Ketersediaan Barang – sistem ngecek stok apakah cukup atau nggak
  • Simpan Detail Pemesanandata pesanan disimpan ke database
  • Kirim Notifikasi – sistem otomatis kasih tahu pelanggan lewat email atau WhatsApp

Dengan cara ini, WiseSob bisa lihat alur kerja sistem secara detail, dan kalau ada bug atau kekurangan, lebih mudah dilacak satu per satu prosesnya.

Langkah-Langkah Membuat DFD Level 2

Biar WiseSob nggak bingung harus mulai dari mana saat membuat Data Flow Diagram Level 2, berikut langkah-langkah sederhananya yang bisa diikuti satu per satu:

  1. Mulai dari DFD Level 1 – Pastikan kamu sudah punya gambaran utuh dari level sebelumnya. Ini jadi fondasi awal untuk melangkah ke detail yang lebih dalam.
  2. Tentukan proses mana yang ingin dipecah – Pilih proses di Level 1 yang dirasa masih terlalu umum atau butuh penjelasan lebih detail.
  3. Identifikasi alur data dan entitas baru – Cermati apakah ada data baru atau entitas luar tambahan yang muncul saat proses dipecah.
  4. Tambahkan data store jika diperlukan – Kadang di Level 2, kamu butuh storage tambahan untuk menyimpan hasil proses sementara.
  5. Hubungkan semua komponen dengan panah – Gunakan panah untuk mengalirkan data antar proses, data store, dan entitas luar secara logis.
  6. Review untuk menghindari redudansi – Periksa kembali apakah ada proses yang dobel atau alur yang membingungkan.

Tips ringan: jangan ragu coret-coret dulu di kertas sebelum langsung ke software!

Tools untuk Membuat DFD Level 2

Biar WiseSob nggak pusing menggambar manual, sekarang ada banyak tools online maupun offline yang bisa bantu bikin Data Flow Diagram Level 2 dengan rapi. Berikut beberapa pilihan populer yang bisa kamu coba:

  • Lucidchart: Salah satu tools favorit karena user-friendly dan punya banyak template. Cocok banget buat pemula maupun profesional. Bisa kolaborasi real-time juga, lho!
  • Draw.io (sekarang dikenal sebagai diagrams.net): Gratis dan ringan banget. Bisa dipakai langsung di browser tanpa install apa-apa. Pilihan simbolnya lengkap dan bisa simpan file di Google Drive atau lokal.
  • Visual Paradigm: Cocok untuk kamu yang butuh fitur teknis lebih lanjut. Selain DFD, juga support banyak jenis diagram lain seperti UML, ERD, dll.
  • Microsoft Visio: Kalau kamu pakai ekosistem Microsoft, ini jadi pilihan premium yang powerful. Antarmuka-nya profesional dan banyak digunakan di perusahaan besar.

Pilih yang paling nyaman untuk kamu, yang penting hasilnya jelas dan mudah dipahami semua tim.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

Sering banget nih kejadian, orang langsung bikin Data Flow Diagram Level 2 tanpa ngelewatin Level 1 dulu. Padahal, fondasi dari DFD yang rapi itu dimulai dari level yang lebih tinggi. Jadi, jangan buru-buru ya, WiseSob!

Kesalahan lainnya adalah nggak konsisten pakai simbol. Misalnya, kadang proses digambar pakai persegi, kadang pakai lingkaran. Atau data store yang seharusnya dua garis malah digambar seperti entitas. Ini bisa bikin orang bingung bacanya, apalagi kalau diagramnya dibaca oleh tim lain.

Ada juga yang lupa kasih label di panah data flow. Padahal, label ini penting banget biar kita tahu data apa yang sedang mengalir antar proses. Tanpa label, panah jadi cuma garis kosong yang nggak jelas fungsinya.

Terakhir, jangan sampai satu proses punya dua arah panah bolak-balik tanpa alasan. Ini bisa bikin diagram terlihat ribet padahal alurnya bisa disederhanakan. Keep it clean and clear, WiseSob!

Kesimpulan

Jadi, WiseSob, setelah kenal lebih dekat dengan Data Flow Diagram Level 2, semoga sekarang kamu nggak merasa DFD itu rumit dan membingungkan lagi. Selama kita paham alur dari level sebelumnya dan tahu komponen dasarnya, membuat DFD Level 2 itu sebenarnya cukup menyenangkan. Apalagi kalau sistemnya kita pahami betul. Coba aja mulai dari hal sederhana di sekitar kamu—misalnya sistem kasir di toko kecil atau alur pemesanan makanan online. Dengan latihan dan contoh nyata, WiseSob pasti makin jago bikin diagram yang rapi, detail, dan mudah dipahami.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.