Dalam dunia pemasaran digital, istilah funnel bukanlah hal baru. Tapi, sayangnya masih banyak yang mengabaikannya atau belum paham betapa pentingnya funnel untuk menggiring calon pelanggan dari orang asing menjadi pembeli setia. Artikel ini akan mengajak WiseSob untuk mengenal apa itu funnel, jenis-jenisnya, tahapan dalam funnel, hingga contoh funnel yang bisa langsung dipraktikkan.

Apa Itu Funnel?

Funnel, atau dikenal juga sebagai corong pemasaran, adalah representasi visual dari proses yang dilalui seseorang mulai dari mengenal brand hingga melakukan pembelian. Disebut corong karena bentuknya yang lebar di bagian atas (menjangkau banyak orang), lalu mengerucut di bawah (hanya sebagian yang membeli).

Dalam dunia nyata, tidak semua orang yang melihat iklan akan langsung beli. Mereka melewati proses: lihat → tertarik → cari tahu → bandingkan → baru beli. Itulah kenapa funnel sangat penting—agar kita bisa tahu siapa yang hanya melihat, siapa yang tertarik, dan siapa yang benar-benar beli.

Jenis-Jenis Funnel dalam Dunia Digital

Funnel tidak hanya satu jenis saja. Di dunia digital, funnel punya banyak bentuk tergantung tujuan penggunaannya. Berikut beberapa jenis funnel yang umum digunakan:

1. Marketing Funnel

Fokus pada proses pemasaran dari awal audiens mengenal brand hingga mereka menjadi prospek. Tujuannya adalah membangun hubungan dan menarik minat.

2. Sales Funnel

Lebih spesifik ke bagian penjualan. Fokus utama adalah memindahkan prospek dari tahap pertimbangan hingga melakukan pembelian (closing).

3. Lead Generation Funnel

Tujuannya adalah mengumpulkan data calon pelanggan, seperti email atau nomor WA. Biasanya digunakan sebagai langkah awal pemasaran digital.

4. Ecommerce Funnel

Diterapkan di toko online, dimulai dari pengguna klik produk → melihat detail → menambahkan ke keranjang → checkout → konfirmasi pembayaran.

Perbedaan utama antara jenis-jenis ini terletak pada fokusnya. Namun secara prinsip, semua tetap mengarah pada konversi dari calon menjadi pembeli.

Tahapan Umum dalam Funnel

Meskipun jenis funnel bisa berbeda-beda, urutan atau tahapan yang dilalui calon pelanggan umumnya sama. Berikut adalah tahapan dasar dalam funnel marketing:

  • Awareness: Calon pelanggan baru mengenal brand kamu. Bisa lewat iklan, postingan media sosial, atau rekomendasi teman.
  • Interest: Mereka mulai tertarik dan mencari tahu lebih banyak. Bisa lewat mengunjungi website, membaca blog, atau nonton video kamu.
  • Consideration: Pelanggan mulai membandingkan produk kamu dengan kompetitor. Mereka menimbang-nimbang sebelum membeli.
  • Action/Purchase: Calon pelanggan akhirnya memutuskan untuk membeli produk atau jasa kamu.
  • Retention: Setelah pembelian, penting untuk menjaga mereka agar menjadi pelanggan tetap. Misalnya dengan email follow-up, loyalty program, atau layanan pelanggan yang responsif.

Tiap tahap butuh pendekatan yang berbeda, baik dari sisi konten maupun strategi komunikasi.

Contoh Funnel Marketing Sederhana

Contoh funnel marketing sederhana dalam penjualan kursus online
Dibantu oleh AI – Contoh funnel marketing sederhana dalam penjualan kursus online

Untuk memperjelas, bayangkan kamu menjual kursus online belajar desain grafis. Berikut contoh funnel marketing sederhana yang bisa digunakan:

  1. Kamu pasang iklan di Instagram dengan visual menarik dan copy yang memikat → Awareness
  2. Orang yang klik akan diarahkan ke landing page yang menjelaskan detail kursus → Interest
  3. Di halaman itu ada form untuk dapatkan eBook gratis sebagai lead magnet. Mereka isi email → Consideration
  4. Email automation dikirimkan berisi testimoni, preview video materi, dan penawaran diskon terbatas → Action
  5. Setelah mereka beli, kamu kirimkan email follow-up berisi materi bonus dan upsell ke paket premium → Retention

Contoh di atas bisa dimodifikasi sesuai bisnis kamu, tapi prinsip alurnya sama. Tujuan akhirnya adalah mengubah orang asing menjadi pembeli loyal.

Kenapa Funnel Penting untuk Bisnis?

Tanpa funnel, kamu seperti menembakkan panah tanpa target. Funnel membantu kamu memahami:

  • Perilaku pelanggan: Kamu tahu di mana mereka “berhenti”, apakah di halaman produk atau saat checkout.
  • Meningkatkan konversi: Dengan strategi funnel yang tepat, lebih banyak pengunjung akan berubah jadi pembeli.
  • Penggunaan anggaran lebih efektif: Kamu tahu channel mana yang paling efisien menghasilkan konversi.
  • Membantu segmentasi audiens: Setiap tahap punya pendekatan dan pesan berbeda.
  • Optimasi konten: Konten yang tepat di waktu yang tepat akan meningkatkan engagement dan keputusan beli.

Funnel bukan cuma untuk bisnis besar. Bahkan UMKM dan freelancer pun bisa menerapkannya untuk meningkatkan pendapatan.

Alat dan Platform untuk Membuat Funnel

Kabar baiknya, kamu tidak harus membuat funnel dari nol. Banyak tools yang bisa membantu, bahkan untuk pemula:

1. ClickFunnels

Tool all-in-one yang dirancang khusus untuk membuat funnel dari awal sampai akhir. Sangat cocok untuk bisnis digital.

2. Mailchimp

Selain email marketing, Mailchimp juga bisa digunakan untuk membuat funnel otomatis berdasarkan perilaku user.

3. HubSpot

Platform CRM lengkap dengan fitur funnel, sales pipeline, hingga otomatisasi marketing.

4. GetResponse

Memungkinkan kamu membangun funnel email dan penjualan sekaligus dengan interface yang ramah pemula.

5. Elementor + WooCommerce

Untuk pengguna WordPress, kombinasi ini bisa menjadi ecommerce funnel yang powerful.

6. Notion / Google Sheets

Jika kamu ingin mapping manual terlebih dahulu sebelum membuat versi digital, alat ini bisa sangat membantu dalam merancang alur funnel dengan jelas.

Pilih alat yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran kamu. Yang penting: konsistensi dan pengukuran.

Tips Membuat Funnel yang Efektif

Membangun funnel butuh perencanaan dan eksperimen. Berikut beberapa tips dari kami:

  • Kenali audiens kamu: Pahami siapa mereka, apa masalah mereka, dan solusi apa yang mereka cari.
  • Fokus pada satu tujuan: Jangan coba jual semua dalam satu funnel. Buat satu tujuan utama dan buat jalurnya mengarah ke sana.
  • Sesuaikan konten tiap tahap: Jangan langsung hard-selling saat tahap awareness. Gunakan konten edukatif atau inspiratif dulu.
  • Gunakan CTA yang kuat: Kalimat ajakan seperti “Gabung Sekarang” atau “Dapatkan Diskon” harus jelas dan menarik.
  • Uji terus-menerus: Funnel bukan sistem sekali jadi. Lakukan A/B testing dan optimasi secara berkala.

Yang penting: mulai dulu. Jangan tunggu funnel kamu sempurna baru jalan. Justru dengan data, kamu bisa menyempurnakannya sambil berjalan.

Kesimpulan

Funnel bukan sekadar istilah keren di dunia digital marketing. Ini adalah alat penting yang membantu bisnis memahami dan mengarahkan calon pelanggan dari tahap pengenalan hingga pembelian, bahkan sampai jadi pelanggan loyal. Yuk, WiseSob, mulai rancang funnel pertamamu sekarang juga dan lihat bagaimana dampaknya terhadap pertumbuhan bisnismu!

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.