Banyak bisnis gagal bukan karena produk atau jasanya buruk, tapi karena salah menyasar audiens. Menentukan target pasar adalah langkah dasar dalam pemasaran yang bisa bikin strategi kamu berhasil atau justru boncos. Di artikel ini, kami bantu WiseSob memahami cara menentukan target pasar yang tepat, lengkap dari teori sampai praktiknya.
Apa Itu Target Pasar?
Target pasar adalah kelompok konsumen yang menjadi sasaran utama dari pemasaran produk atau jasa. Mereka memiliki karakteristik khusus yang membuat mereka lebih mungkin membeli dan menggunakan produk yang kamu tawarkan.
Misalnya, jika kamu menjual sepatu olahraga, target pasar kamu mungkin adalah anak muda usia 18–35 tahun yang aktif dan suka berolahraga. Sementara kalau kamu menawarkan jasa accounting untuk UMKM, maka target pasar kamu adalah pemilik usaha kecil yang butuh bantuan laporan keuangan bulanan.
Dengan mengetahui siapa yang kamu sasar, kamu bisa menyesuaikan pesan, saluran, hingga strategi harga dengan jauh lebih efektif.
Manfaat Menentukan Target Pasar yang Jelas
Kenapa kamu perlu repot-repot menentukan target pasar? Berikut manfaat pentingnya:
- Efisiensi Biaya Promosi: Iklan jadi lebih tepat sasaran dan tidak membuang uang ke audiens yang tidak relevan.
- Strategi Lebih Terarah: Kamu tahu di mana harus muncul—apakah di Instagram, YouTube, email, atau media cetak.
- Produk Lebih Relevan: Penyesuaian fitur dan desain produk bisa didasarkan pada kebutuhan nyata pelanggan.
- Meningkatkan Loyalitas: Komunikasi dan pengalaman pengguna yang sesuai akan membuat pelanggan merasa dimengerti dan tetap setia.
- Konversi Lebih Tinggi: Ketika promosi sampai ke orang yang tepat, potensi terjadinya penjualan pun meningkat signifikan.
Jadi jelas, menentukan target pasar itu bukan teori kosong, tapi landasan dari semua strategi marketing kamu.
Jenis-Jenis Segmentasi Target Pasar
Untuk menentukan target pasar yang tepat, kamu perlu melakukan segmentasi. Ini artinya membagi pasar menjadi kelompok-kelompok berdasarkan kesamaan tertentu. Berikut empat jenis segmentasi utama:
1. Demografis
Segmentasi berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan pendapatan.
Contoh: Produk skincare anti-aging lebih cocok untuk wanita usia 30+ dibanding remaja.
2. Geografis
Berfokus pada lokasi seperti kota, provinsi, negara, iklim, atau bahkan kepadatan populasi.
Contoh: Jas hujan akan lebih laku di daerah beriklim basah dibandingkan daerah kering.
3. Psikografis
Mencakup gaya hidup, kepribadian, nilai-nilai, dan minat konsumen.
Contoh: Produk vegan atau ramah lingkungan menarget konsumen dengan gaya hidup eco-conscious.
4. Perilaku
Melihat kebiasaan konsumen dalam membeli, loyalitas, penggunaan produk, dan respons terhadap promosi.
Contoh: Konsumen yang suka diskon akan lebih tertarik jika diberi penawaran terbatas atau voucher.
Dengan menggabungkan beberapa jenis segmentasi ini, kamu bisa membentuk target pasar yang jauh lebih spesifik dan akurat.
Langkah-Langkah Menentukan Target Pasar

Berikut proses praktis yang bisa WiseSob ikuti untuk menentukan target pasar secara sistematis:
- Kenali Produk atau Jasa Kamu: Apa yang kamu tawarkan? Apa keunikannya? Siapa yang paling terbantu oleh produk tersebut?
- Riset Pasar dan Kompetitor: Pelajari siapa saja konsumen dari produk serupa, apa kebutuhan mereka, dan bagaimana cara kompetitor menyasar mereka.
- Buat Customer Persona: Gambarkan profil pelanggan ideal kamu secara rinci—usia, pekerjaan, hobi, media sosial favorit, gaya hidup, dan lainnya.
- Pilih Segmen yang Paling Potensial: Evaluasi setiap segmen yang mungkin dan pilih yang paling realistis dan menguntungkan untuk disasar.
- Uji Strategi ke Segmen Tersebut: Lakukan campaign kecil untuk melihat apakah pendekatan kamu efektif dalam menarik perhatian mereka.
- Evaluasi dan Perbaiki: Pantau hasilnya dan sesuaikan jika perlu. Target pasar bukan hal yang statis dan bisa berubah seiring waktu.
Proses ini bisa kamu ulang secara berkala untuk menyesuaikan dengan dinamika pasar atau pertumbuhan bisnismu.
Contoh Target Pasar dari Berbagai Industri
Untuk memperjelas, berikut beberapa contoh target pasar berdasarkan jenis produk atau jasa:
1. Produk Fashion Anak-anak:
Target pasar utamanya adalah ibu rumah tangga dan orang tua usia 25–40 tahun yang tinggal di kota besar, memiliki anak balita atau SD, dan aktif di media sosial.
2. Kursus Online Coding:
Menyasar mahasiswa dan profesional muda (usia 18–30 tahun), tech-savvy, berdomisili di kota besar, dan aktif di platform seperti YouTube dan LinkedIn.
3. Jasa Katering Makanan Sehat:
Target pasarnya adalah karyawan kantor, ibu rumah tangga urban, atau individu yang peduli kesehatan dan lebih memilih makanan organik, sering aktif di Instagram.
Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa setiap bisnis punya karakteristik target yang berbeda, dan semakin spesifik kamu bisa mendeskripsikannya, semakin besar peluang suksesnya.
Kesalahan Umum Saat Menentukan Target Pasar
Banyak pemilik usaha pemula sering terjebak dalam beberapa kesalahan berikut saat menentukan target pasar:
- Terlalu Umum: Menargetkan “semua orang” malah bikin pesan marketing kamu nggak nyambung ke siapa pun secara khusus.
- Meniru Kompetitor Sepenuhnya: Setiap bisnis punya diferensiasi dan value berbeda, jadi strategi yang berhasil di satu tempat belum tentu cocok di tempat lain.
- Mengandalkan Insting Tanpa Data: Tanpa riset pasar, kamu hanya menebak-nebak. Gunakan survei, Google Trends, atau analitik iklan untuk validasi.
- Tidak Dievaluasi Secara Berkala: Pasar berubah, tren berubah, dan kebutuhan konsumen pun bisa bergeser. Target pasar harus ikut dievaluasi.
Jangan takut mempersempit target pasar. Fokus yang tajam justru lebih efektif daripada menyebar pesan ke mana-mana tapi tidak berdampak.
Hubungan Target Pasar dengan Strategi Digital Marketing
Menentukan target pasar yang jelas akan langsung mempengaruhi keseluruhan strategi digital marketing kamu, termasuk:
- Pilihan Platform: Jika sasarannya Gen Z, maka TikTok dan Instagram jadi pilihan utama. Kalau sasarannya profesional, LinkedIn bisa lebih tepat.
- Gaya Komunikasi: Target remaja membutuhkan gaya bahasa santai dan visual yang kreatif, sementara segmen korporat lebih menyukai komunikasi formal dan to-the-point.
- Jenis Konten: Video tutorial, eBook, webinar, carousel tips, hingga email nurturing harus disesuaikan dengan gaya konsumsi target pasar.
- Jam dan Frekuensi Posting: Karyawan lebih aktif malam hari, ibu rumah tangga lebih aktif pagi sampai siang, pelajar aktif sore ke malam.
Jadi jangan cuma mikir konten bagus, tapi juga konten tersebut cocok enggak dengan siapa yang melihatnya. Karena konten bagus tanpa audiens yang tepat akan tetap sepi interaksi.
Kesimpulan
Memahami dan menentukan target pasar bukan sekadar langkah awal, tapi langkah penentu dalam keberhasilan pemasaran digital maupun offline. Dengan target pasar yang jelas, semua strategi promosi akan jauh lebih hemat, terarah, dan hasilnya bisa langsung terasa. Saatnya WiseSob evaluasi lagi, siapa sebenarnya konsumen ideal kamu?
